Thursday, May 31, 2018

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Etika di Grup WhatsApp, Nomor 3 Kerap Dilanggar

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA –  Bergabung di grup WhatsApp tidak selamanya nyaman. Ada saja teman grup, yang mungkin, membuat kita terganggu. Meski demikian, kita harus tetap memiliki etika tidak tertulis. Salah satunya tidak bisa asal keluar dari grup.
Berikut 5 etika yang harus diperhatikan selama berada di grup WhatsApp dikutip dari situs Iol, Kamis, 31 Mei 2018.
1. Jangan Menyinggung
Saat kita melempar sebuah lelucon, tidak semua orang merasa lelucon tersebut lucu. Obrolan seputar ras, agama, dan seks juga tidak dianggap baik untuk diangkat menjadi sebuah topik pembahasan di grup WhatsApp.
2. Jangan Keluar 
Sampai saat ini belum ada cara diam-diam keluar dari grup WhatsApp. Tapi Anda bisa memanfaatkan fitur bisu pada pengaturan grup. Pengaturan bisu sendiri bisa diatur sesuai keinginan Anda, bahkan, selama satu tahun.
3. Jangan Sebar Hoax
Peredaran berita dan informasi palsu atau hoax sangat mudah menjamur di media sosial. Ini juga terjadi di WhatsApp. Sebaiknya Anda tidak dengan mudahnya menebar hoax di grup WhatsaApp.
Contohnya, ada seseorang yang secara acak memajang foto wanita mengatakan bahwa dia adalah seorang penculik yang sedang berkeliaran di sekolah dasar. Singkat cerita, si penebar hoax akhirnya dilaporkan ke pihak berwajib.
4. Surat Berantai
Surat berantai atau bisa disebut juga dengan broadcast tentu sangat membosankan jika diulang terus-menerus. Surat berantai sudah menjadi hal yang menyebalkan sejak whatsApp diluncurkan.
5. Jangan Balas Setiap Obrolan
Jika dirasa seseorang memulai obrolan grup yang tidak penting, maka Anda berhak mempunyai sikap untuk tidak menjawab. Tidak semua perbincangan di grup WhatsApp harus direspons. Anggota grup lebih baik merespons yang paling penting saja.
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo

Wednesday, May 30, 2018

Aman Abdurrahman Divonis Setelah Lebaran


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA –  Terdakwa perkara bom Thamrin, Aman Abdurrahman akan divonis usai Hari Raya Idul Fitri mendatang. Majelis Hakim yang memimpin sidang Aman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengatakan sidang pembacaan vonis akan dilakukan pada 22 Juni 2018 mendatang.
Hal itu dikatakan sebelum sidang lanjutan Aman dengan agenda mendengarkan replik (jawaban atas pleidoi atau pembelaan) Jaksa Penuntut Umum ditutup hari ini, Rabu 30 Mei 2018.
"Mengingat ada hari libur, maka sidang putusan akan dibacakan usai lebaran Jadi untuk putusan, setelah bermusyawarah, Insya Allah kami bacakan pada hari Jumat, 22 Juni 2018 pada pukul 09.00 WIB,” kata Hakim Ketua Ahmad Zaini dalam persidangan.
Untuk diketahui, Aman dituntut hukuman mati oleh JPU. Dia disebut memenuhi seluruh dakwaan yang disusun JPU, yakni dakwaan kesatu primer dan dakwaan kedua primer.
Dakwaan kesatu primer yakni Aman dinilai melanggar Pasal 14 juncto Pasal 6 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagaimana dakwaan kesatu primer.
Sementara dakwaan kedua primer, Aman dinilai melanggar Pasal 14 juncto Pasal 7 Perppu Nomor 1 Tahun 2002 yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Aman dalam perkara tersebut didakwa sebagai sebagai aktor intelektual lima kasus teror, yaitu Bom Gereja Oikumene di Samarinda pada 2016, Bom Thamrin (2016). Selain itu, Aman juga terkait Bom Kampung Melayu (2017) di Jakarta, serta dua penembakan polisi di Medan dan Bima (2017). Dia terancam pidana penjara lebih dari 15 tahun atau hukuman mati.
Dalam tuntutannya JPU menyebut tak ada hal yang meringankan. Alih-alih meringankan Aman disebut malah memiliki sedikitnya enam hal memberatkan.
Selain kasus tersebut, Aman pun pernah divonis bersalah pada kasus Bom Cimanggis pada 2010, Densus 88 menjerat Aman atas tuduhan membiayai pelatihan kelompok teror di Jantho, Aceh Besar, kasus yang menjerat puluhan orang, termasuk Abu Bakar Ba'asyir. Dalam kasus itu Aman divonis sembilan tahun penjara.
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo

Monday, May 28, 2018

Terkuak, Mengapa Pemain Liverpool Tampak Menghukum Karius

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Kiper Liverpool, Loris Karius, langsung menelungkupkan tubuhnya di atas lapangan begitu wasit meniup peluit tanda laga final Liga Champions melawan Real Madrid berakhir.
The Reds harus mengakui keunggulan Madrid dengan skor 1-3 pada pertandingan yang berlangsung di NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukrania, Minggu 27 Mei 2018 dini hari WIB. Dua blunder fatal dilakukan oleh Karius.
Yang pertama saat bola lemparannya berhasil dihalau oleh Karim Benzema dan menjadi gol. Lalu, pada menit 83 ketika tendangan jarak jauh Gareth Bale gagal diantisipasi dengan baik.
Sorotan pun diarahkan kepada Karius. Momen kiper asal Jerman itu sedang menangis sendirian terlihat jelas. Sayangnya, tidak ada satu orang pun pemain Liverpool yang datang untuk menghiburnya.Kejadian itu sontak menimbulkan persepsi publik yang beragam. Banyak yang mendeskripsikan bahwa pemain Liverpool dengan sengaja membiarkan Karius sendirian sebagai hukuman atas kesalahannya.
Akan tetapi, anggapan tersebut langsung dibantah oleh gelandang Liverpool, Georginio Wijnaldum. Dia merasa tidak ada rekan setimnya yang menghukum Karius karena kesalahannya.
"Saya tidak ingin mengatakan apa pun karena banyak orang yang sudah mendatanginya ketika itu, dan kadang Anda pasti tidak suka jika terlalu banyak orang yang datang," ujar Wijnaldum, dikutip dari The Sun.
Wijnaldum tak memungkiri jika kalah di final Liga Champions menimbulkan kekecewaan. Namun, bukan berarti mereka dengan mudah membuang kesalahan kepada Karius seorang.
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo

Friday, May 25, 2018

Bukan Bom, Dentuman di Sidang Aman dari Ledakan Drum

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA –  Suara dentuman sempat membuat sidang terdakwa perkara bom Thamrin, Aman Abdurrahman, dengan agenda pembelaan atau pleidoi hari ini, Jumat, 25 Mei 2018, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, diskors. Ternyata, dentuman tersebut berasal dari ledakan sebuah drum yang berisi cairan kimia.
Polisi menegaskan, dentuman ledakan itu bukan berasal dari aksi teror bom. Melainkan karena ada cairan kimia dalam tong yang meledak akibat kelalaian dari pekerja proyek yang tak jauh dari PN Jaksel.
"Bukan aksi teror, jadi si tukang pekerja mau potong drum untuk dijadikan tempat sampah. Tapi drum itu masih ada cairan kimia ternyata, karena mau dilas untuk dipotong akhirnya kena percikan api," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Indra Jafar, di lokasi, Jumat, 25 Mei 2018.
Lokasinya tepat di seberang Pengadilan Negeri. Sehingga suara terdengar sampai ke dalam ruang sidang dan membuat panik.
Situasi di sana sendiri kini telah kondusif. Sidang kembali berjalan lancar tanpa gangguan.
(Petugas memeriksa lokasi dentuman drum di seberang PN Jaksel).
Sebelumnya, beberapa saat setelah sidang dibuka, Majelis Hakim terpaksa menskrosnya. Alasannya, terdengar suara dentuman yang seketika membuat panik seisi ruang sidang.
"Sidang diskors," kata hakim dalam persidangan di PN Jaskel, Jumat 25 Mei 2018.
Dentuman juga membuat panik pegawai di PN Jaksel yang keluar dari ruangannya. Hal itu pun langsung direspon petugas yang berjaga-jaga.
Bahkan petugas dengan senjata laras panjang sempat mengangkat senapan untuk bersiaga. Pengunjung sidang pun dilarang keluar oleh petugas.
"Jangan keluar, jangan keluar," kata petugas bersenjata laras panjang.
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo

Thursday, May 24, 2018

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Roy Ancam Bunuh Jokowi dengan Cara-cara Keji

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Seorang pemuda berwajah oriental mengancam akan membunuh Presiden Joko Widodo. Ancaman dilayangkan pria itu melalui sebuah rekaman video yang disiarkan di berbagai media sosial.
Berdasarkan pengamatan VIVA, dalam rekaman video berdurasi kurang dari satu menit itu, terlihat seorang pemuda berkaca mata, dengan bertelanjang dada, melontarkan berbagai kata-kata tak senonoh dan mengancam keselamatan Jokowi.
Pemuda yang mengaku bernama Roy Sonjani tersebut melontarkan kata-kata ancaman sembari memegang bingkai foto bergambar wajah Presiden Jokowi.
Dalam rekaman itu, Roy mengatakan ingin membunuh Jokowi dengan cara yang keji, yakni menembaknya, memancung kepalanya dan membakar rumahnya.
"Gua tembak, ini kacung gua. Gua pasung kepalanya. Jokowi gila. Gua bakar rumahnya, Presiden Jokowi, gua tantang elu, cari gua 24 jam, kalau elu enggak cariin gua, gua menang," seperti itulah kutipan ucapan Roy.
Tidak diketahui apa tujuan Roy mengancam membunuh kepala negara, yang jelas dalam rekaman itu, terlihat sengaja dibuat dengan sejumlah orang lainnya.
Karena pada rekaman video, terlihat Roy hanya berperan sebagai aktor pengancam, sementara ada seseorang yang memegangi kameranya dan terdengar suara sejumlah orang yang tertawa terbahak-bahak pada video itu.
Sudah banyak pengguna media sosial yang mengecam aksi Roy, bahkan juga melaporkan Roy dengan menautkan video itu ke akun-akun resmi Kepolisian dengan tujuan agar Roy segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum\
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo

Wednesday, May 23, 2018

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Tempat Wisata Satwa di Bali Tak Penuhi Standar

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Ingin berlibur di Bali dan menghabiskan waktu dengan hewan-hewan eksotis seperti gajah, harimau, atau lumba-lumba? Pikirkan kembali.
Mungkin ada baiknya hanya bersantai di pinggir kolam renang, karena hasil investigasi World Animal Proetction menemukan tempat-tempat wisata di Bali telah gagal memenuhi kebutuhan dasar hewan-hewan yang mereka tampilkan.
Lembaga non-profit tersebut melakukan pengamatan terhadap 1.500 hewan di seluruh 26 lokasi wisata di Bali, satu tempat di Lombok, dan satu tempat lainnya di Gili Trawangan.
Mereka juga bahkan menyebut tempat-tempat tersebut sebagai "wildlife abusement park", atau tempat penyiksaan satwa liar.
"Mengecewakan! Kami menemukan tidak ada satu pun tempat yang memenuhi standar. Kami temukan kualitas tempatnya buruk dan membuat hewan-hewan menderita," kata Ben Pearson, manajer kampanye World Animal Protection.Selfie dengan sejumlah satwa sama dengan mendukung perlakuan keji yang dilakukan kepada mereka.
"Kami menemukan situasi dimana lumba-lumba giginya sudah dipotong dan dicabut, ada gajah dengan rantai pendek semalaman, serta orangutan di dalam kandang kecil."
"Semua tempat-tempat itu memperlakukan hewan dengan cara yang sangat tidak dapat diterima."
World Animal Protection mengatakan berhasil melakukan kampanye agar pelaku sektor pariwisata seperti Qantas dan Flight Center menghapus iklan promosi tempat-tempat satwa liar di Bali dari website dan iklan mereka.
Mereka juga mendesak semua turis Australia memboikot pariwisata satwa liar di Bali.
"Sayangnya industri ini sepertinya telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan dalam beberapa kasus, ada yang memperluas tempat mereka dan menambah jumlah hewan yang mereka miliki."
"Jika Anda pergi ke Bali, jangan datangi tempat hiburan satwa liar ini. Jangan pergi menunggang gajah, mengambil foto selfies dengan orangutan. Jika melakukannya, Anda berkontribusi pada kekejaman terhadap hewan."Seekor hewan liar yang berada di dalam kandang sangat kecil, biasa dikurung semalaman. Tidak ada aturan
Jika Anda pernah ke Bali dan mengunjungi tempat penangkaran gajah, mungkin kaget mendengar jika tempat tersebut tidak memenuhi standar kesejahteraan hewan.
Ben Pearson mengatakan hal ini dikarenakan ada kekejaman yang "terjadi di balik layar" di tempat-tempat penangkaran hewan.
"Ada industri yang tidak diatur secara hukum, tapi mereka memaksimalkan keuntungan dengan mengorbankan hewan."
"Turis melihat tempat yang indah dengan hewan yang terlihat baik-baik saja. Tapi setelah turis pergi, mereka tidak melihat hewan-hewan itu dikembalikan ke kandang kecil."
"Hewan-hewan itu tak punya akses memadai untuk perawatan, diet mereka buruk, dan dalam beberapa kasus, melewati proses pelatihan yang kejam dan brutal sebelum tampil dan berinteraksi dengan Anda."
"Mereka cukup pintar dengan mengaku terlibat dalam konservasi, mereka mengklaim sudah menyelamatkan hewan-hewan dari penebang. Juga mengaku sudah melakukan penelitian, tetapi sebenarnya tidak. Mereka mengeksploitasi hewan demi keuntungan, memperlakukannya dengan kejam."
Cara melakukan wisata satwa dengan benar Wisata alam melihat lumba-lumba menjadi salah satu yang popular di Bali
Ben Pearson mengatakan Bali adalah tempat yang tidak boleh dikunjungi untuk wisata hewan saat ini. Ada tempat-tempat lain di dunia yang melakukannya dengan benar.
"Secara umum apa yang perlu dilakukan adalah melakukan penelitian. Jika hendak ke Afrika atau Asia atau tempat lainnya dan ingin melihat satwa liar, pastikan Anda mendapatkan informasinya seperti website kami atau dari perusahaan travel seperti Intrepid dan World Expeditions. Mereka dapat menawarkan paket-paket yang menampilkan satwa liar, tapi tanpa berkontribusi pada kekejaman."
"Jika semua warga Australia mengatakan tidak akan pergi ke semua tempat satwa liar di Bali, hal itu akan berdampak pada industri. Orang Australia jelas memiliki peran dalam hal ini."
Sumber: Viva
Akb – rifanfinancindo